Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jajakan Dagangan Berkilometer Tanpa Alas Kaki, Kakek Ini Cuman Punya Penghasilan 13 Ribu Perhari


Jika kebanyakan lansia bisa hidu[ tenang di rumah dengan ditemani anak dan cucunya, maka tak jarang pula ada lansia yang harus menjalani hari tua dengan penuh usaha. Seperti kisah Abah Kotong ini. kisahnya yang menyentuh hati ini dibagikan oleh akun Instagram @partner_in_goodness.

1 dari 3 halaman
Kisah Aah Kotong
Kisah Aah Kotong © Instagram @partner_in_goodness

" Kalo orang ga punya, jangan sampe nganggur, jaman sekarang orang kalo nganggur pasti kelaparan" ucapan penuh makna tersebut keluar dari bibir seorang lansia pejuang nafkah yang masih berusaha keras bekerja diusia beliau yang telah lanjut.

Abah Kotong lansia berumur 85 tahun yang beralamat di Kampung Teluk Haur Rt02 Rw03 Desa Karang Haur Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi. Di usia yang telah sedemikian lanjut Abah Kotong masih bekerja keras, bertani dan menjajakan berkeliling hasil tani beliau.

2 dari 3 halaman
Beliau menjajakan hasil kebunnya dengan memikul sayurannya dalam brojong atau keranjang pikul, berjalan berkilo kilo meter keluar masuk kampung tanpa alas kaki. Sejak Subuh beliau telah menyiapkan diri, mulai berkeliling hingga siang menjelang.




Ketika tubuh renta nya kelelahan atau matahari yang membakar membuat pusing kepala beliau yang tanpa pelindung, Abah Kotong terpaksa beristirahat, duduk di emperan jalan mengumpulkan kembali sisa sisa tenaga beliau.

Setelah pulang berkeliling, beliau hanya beristirahat sebentar saja. Kemudian melanjutkan kembali kegiatan beliau dengan merawat kebun tanaman sayur mayur beliau. Berjalan naik dan turun mengambil air di sungai Citarum demi mengairi kebun beliau.

3 dari 3 halaman



Setelah bekerja sedemikian keras diusia beliau, penghasilan yang didapat tak lebih dari 40 ribu per tiga hari, atau kalau dirata-ratakan jadi sekitar 13 ribu perhari. Semua beliau lakukan karena beliau menahan diri untuk meminta minta, bagi nya jika hari itu tak ada uang untuk makan, beliau lebih baik berhutang.

Abah pun awalnya tak memiliki tempat untuk sekedar merebahkan tubuh beristirahat. Biasanya beliau tidur di kebun atau di teras pak lurah. Beruntung ada orang baik hati yang membuatkan gubuk sederhana untuk tidur dan menyimpan barang barang Abah.